-->

BAB 1. IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT (Materi PAI Kelas 8 )





Iman kepada kitab-kitab Allah SWT, termasuk rukun iman ketiga. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT, artinya mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT, telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Kitab-kitab itu mengandung perintah, larangan, janji, dan ancaman Allah SWT 
FIRMAN ALLAH SWT. 
Surat Al-Baqarah Ayat 3
 الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ 
Arab-Latin: Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn Terjemah Arti: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Ada 4 kitab yang diturunkan oleh Allah ke dunia ini. Allah juga memberikan nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara berurutan mulai dari yang tertua keempat kitab yang wajib kita yakini adalah : Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an

Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM. Nama Taurat berarti hukum atau syariat. Pada saat itu Nabi Musa diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh karena itu, tepat sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan sebagai pedoman
dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.

Sebagai muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab Taurat ini. Kita meyakini bahwa kitab Taurat benar-benar wahyu dari Allah Swt. Keyakinan ini diperkuat oleh keterangan-keterangan yang ada di dalam alQur’an. Salah satunya adalah yang tertuang dalam firman Allah dalam Q.S. al-Mu’minun/23 : 49 berikut ini :



Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa untuk bangsa Bani Israil (kaum Yahudi) agar mereka senantiasa berada dalam jalan kebenaran. Perhatikan kisah mengenai Nabi Musa a.s. mendapatkan wahyu dari Allah berikut :


 Nabi Musa a.s. Mendapatkan Wahyu dari Allah
Dengan izin dan pertolongan Allah, Nabi Musa dan kaumnya dari bangsa Bani Israil selamat dari kejaran Fir’aun. Mereka dapat menyeberangi  Laut Merah. Setelah itu Nabi
Musa membawa para pengikutnya menuju Bukit Sinai.
Kaum Bani Israil meluapkan kegembiraan mereka karena dapat selamat dari kejaran Fir’aun dan tentaranya. Saat itu mereka benar-benar merasa merdeka dan bebas. Semula
mereka hidup terkekang karena menjadi budak bagi Fir’aun di Kerajaan Mesir. Sekarang situasinya menjadi berbalik 180 derajat, mereka benar-benar bebas, merdeka, dan tidak ada aturan yang perlu dipatuhi. Mereka meluapkan kegembiraan dengan berbagai cara. Ada
yang bersyukur kepada Allah, namun ada yang melampiaskannya dengan hanya bersuka ria.
Nabi Musa merenung  dan berfikir. Beliau berkeinginan agar kehidupan bangsa Bani Israil menjadi terarah dan memiliki aturan. Mereka  tidak  boleh  hidup  liar  dan  bebas semau-maunya. Nabi Musa kemudian berdiam diri dan bermunajat di salah satu tempat yang berada di bukit Sinai untuk memohon petunjuk dari Allah. Nabi Musa berzikir, “Maha Besar Engkau ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, dan aku menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu.”
Saat Nabi Musa terus berzikir dan kemudian merasa begitu dekat dengan Allah,diberikanlah kepadanya petunjuk dan aturan berupa Kitab Taurat. Kitab itu berisi panduan
kehidupan untuk Nabi Musa dan kaumnya agar hidupnya menjadi terarah.
Adapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam Kitab Taurat yang diturunkan di Bukit Sinai tersebut adalah sebagai berikut:   
  1. Perintah untuk mengesakan Allah.
  2. Larangan menyembah patung/berhala.
  3. Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.
  4. Perintah menyucikan hari Sabtu.
  5. Perintah menghormati kedua orang tua.
  6. Larangan membunuh sesama manusia.
  7. Larangan berbuat zina.
  8. Larangan mencuri.
  9. Larangan menjadi saksi palsu.
  10. Larangan mengambil hak orang lain.

Kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini diturunkan pada abad 10 SM di daerah Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibti.
Firman Allah Swt. :


Artinya : “Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud. “ (QS. Al-Isrā/17 :55).


Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum Nasrani.
Artinya : Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Q.S.Maryam/19 : 30)

Kitab Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab Taurat yang sudah tidak  sesuai dengan zaman itu.

Secara umum Kitab Injil berisi tentang :
  1. Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
  2. Membenarkan keberadaan Kitab Taurat.
  3. Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
  4. Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (disamping ada di Kitab Injil, penjelasan ini juga terdapat dalam Kitab Taurat)
Kitab Injil menjadi pedoman bagi para pengikut agama Nasrani agar melaksanakan hukum-hukum Allah Swt. yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. Nabi
Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak terlena dengan gemerlap harta dan dunia.


D. Kitab al-Qur’ān (diturunkan pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M)
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.


Artinya: “Dia menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3 : 3)
Perhatikan kisah Nabi Muhammad saw.  saat menerima wahyu yang pertama berikut ini :

 Wahyu Pertama Nabi Muhammad saw.
Ketika Nabi Muhammad berada di Gua Hira, datanglah malaikat Jibril seraya berkata, “Bacalah!” Nabi Muhammad berkata, “Sungguh, aku tidak pandai membaca.” Malaikat itu memegang Nabi Muhammad dan mendekapnya sehingga beliau lemah. Kemudian dilepaskan, lalu Malaikat itu berkata lagi, “Bacalah!” Muhammad menjawab, “Sungguh aku tidak pandai membaca” Lalu Jibril mendekap beliau untuk yang kedua kalinya. Lalu dilepaskan kembali, “Bacalah!” Maka, Muhammad berkata, “Sungguh aku  tidak pandai membaca.” Lalu malaikat itu memegang dan mendekap Muhammad untuk yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskannya. Jibril lalu membacakan wahyu yang pertama, Q.S. al-‘Alaq ayat1-5. Sumber: Perjalanan Hidup Rasul
Setelah wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt.
Secara umum pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam al-Qur’ān adalah :
  1. Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini malaikat-malaikat Allah Swt.
  2. Akhlak (budi  pekerti), yaitu berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak tercela.
  3. Ibadah, yakni yang berkaitan dengan tata cara beribadah seperti salat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
  4. Muamalah, yakni berkaitan dengan tata cara berhubungan kepada sesama manusia.
  5. Tarikh (sejarah), yaitu kisah orang-orang dan umat terdahulu.

Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Isinya berupa, syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan zaman.
Kiab Al-Qur’an ini abadi, berlaku untuk sepanjang masa, sebab isinya lengkap, menyeluruh (universal), dan dapat, menjawab permasalahan yang terjadi sepanjang masa.    

Wahyu-wahyu Allah yang diterima oleh para rasul dalam perkembangannya ada yang dibukukan berbentuk kitab dan ada yang tidak dibukukan atau berbentuk suhuf yaitu lembaran-lembaran terpisah. Namun, keduanya sama-sama berisi firman Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.
Keterangan yang menyatakan bahwa suhuf itu benar adanya adalah firman Allah berikut ini :


Artinya :“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87 : 18 – 19 ). 
Secara rinci para Nabi dan Rasul yang menerima Suhuf (shahifah-shahifah) dari Allah adalah lembaran-lembaran yang terpisah-pisah, antara lain :
1) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Syits a.s. : 50 Shuhuf 
2) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Idris a.s. : 30 Shuhuf
3) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s.  : 10 Shuhuf
4) Shahifah yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.  : 10 Shuhuf
 Persamaan Isi Kita dan ShuhufPersamaan terdapat pada hal-hal yang bersifat tetap sepanjang zaman. yakni:
KeimananSemua kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul pasti mengajar tentang ke-Esaan Allah (Tauhid), kehidupan akhirat, alam ghaib, surga dan neraka.

Hukum-hukum yang pokok seperti larangan zina, membunuh manusia, mencuri, berdusta, kewajiban berbakti kepada orang tua dan lain sebagainya.

SejarahKeterangan-keterangan tentang kisah para nabi dan umatnya.

Dapat menguatkan kadar keimanan dan menyempurnakan sikap dan amal perbuatan. Karena keyakinan terhadap kitab-kitab suci itu, dapat mendorong kemauan untuk mendalami akan segala apa yang terkandung di dalamnya. Pendalaman yang sungguh-sungguh dapat menyebabkan ma’rifah yang kemudian secara magnetis dapat merangsang seseorang untuk beramal sesuai dengan ajaran kitab sucinya.


LATIHAN SOAL:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan iman kepada Kitab - kitab Allah!
2. Sebutkan kitab - kitab Allah Swt. selain Al - Qur'an dan siapa penerimanya!
3. Jelaskan perbedaan Shuhuf dengan kitab!
4. Sebutkan pokok isi kandungan Al - Qur'an!
5. Sebutkan fungsi iman kepada Allah Swt.!



0 Response to "BAB 1. IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT (Materi PAI Kelas 8 )"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel